Selasa, 21 April 2015

Ilmuwan Indonesia



Prof. Dr. Ing Eko Supriyanto (Dekan UTM Malaysia, 14 hak paten biomedis)  

A.    Profil
Banyak ilmuwan Indonesia yang memilih berkiprah di luar negeri karena keterbatasan fasilitas riset di tanah air, bahkan tidak sedikit yang mencetak prestasi mengagumkan. Salah satunya adalah Prof. Dr. Ing Eko Supriyanto (36 Thn), pria kelahiran Desa Ngelo, Kec. Mijen, Kab. Demak, Jawa Tengah adalah alumnus Institut Teknologi Bandung yang meraih gelar Professor waktu umur 33 Tahun dan Doktornya di Hamburg, Jerman. Lebih dari 25 penghargaaan internasional, 130 publikasi internasional dan berbagai kedudukan strategis di beberapa Negara dimilikinya saat ini. 
 

B.     Karir serta perjalanan hidup Eko Supriyanto
Kiprahnya dalam bidang rekayasa biomedis di negeri jiran Malaysia telah membuatnya meraih lebih dari 20 paten, terkait dengan produk rekayasa biomedis. Produk yang dihasilkannya merupakan paduan ilmu teknologi dan kedokteran, untuk menghasilkan alat-alat pembantu diagnosis, terapi dan rehabilitasi.
Dalam merancang setiap peralatannnya, Eko selalu berpegang teguh pada tiga hal, lebih murah, lebih cepat, dan lebih aman. Hal itu dijadikan prinsip sebab menurutnya teknologi diagnosis yang berdasarkan rekayasa biomedis haruslah aman dan bisa dijangkau masyarakat luas.
Sementara itu, warga Demak di Jakarta, H. Agus Rohmat saat disambangi wartawan di rumahnya di bilangan Kebun Jeruk mengungkapkan kegembiraannnya disaat sama-sama menjadi narasumber dalam Seminar Nasional tentang “Pendidikan Nasional yang Berkarakter” beberapa waktu lalu, bahwa kalau Kabupaten Demak mempunyai Putra Terbaik Bangsa, bahkan diakui Negara Jerman, Malaysia yang berani menggaji sangat tinggi dan Indonesia sendiri serta Dunia luar karena mahir beberapa bahasa.
“Hingga dilibatkannya di beberapa lembaga dunia seperti WHO, lembaga pemerintah seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan dan Kepolisian,” tutur Pamen Polisi ini. Di Indonesia, beliau juga berkiprah untuk menjadi penasehat para kepala daerah untuk pembangunan daerah dan pendidikan, misalnya di Kabupaten Pelalawan, Riau dan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, yang tempatnya cukup dekat dari rumah Eko di Johor Bahru Malaysia. Selain itu Eko juga masih aktif sebagai Guru Besar di Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung. 
Lebih jauh diceritakannya, mas Eko pria kelahiran Desa Ngelo, Kec. Mijen, Kab. Demak, yang masa kecilnya di bangku SD, SMP di Mijen sambil memelihara Kambing (Angon-red) dan bangku SMA di Magelang sambil jualan Koran memperoleh gelar Professor saat usia 33 Tahun, sangat pantas menjadi Pejabat Negara untuk memajukan Bangsa Indonesia di mata Dunia Internasional sesuai dengan keahliannya yaitu Menristek maupun Wapres, hingga suatu saat tidak kemungkinan menjadi Presiden. “Bahkan mas Eko mengutarakannya ingin terjun ke dunia Politik, tapi kalau sudah mempunyai uang Rp. 70 Trilyun, karena kalau menjadi Pemimpin dengan memiliki uang tidak akan Korupsi. Subhanallah,” ujar Agus meniru ucapan mas Eko.[1]
Selama di Jerman beliau juga aktif berorganisasi, bahkan sempat berkecimpung sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia di Jerman, sebuah organisasi yang didirikan oleh Professor Habibie pada tahun 1976. Beliau pernah menjadi Ketua Konferensi Internasional “Menuju Indonesia 2020” pada tahun 2004 di Hamburg, dan “Teknologi untuk Indonesia” pada tahun 2006 di Duisburg.
Ketika di Hamburg beliau sempat bertemu dengan Presiden Gus Dur. Sementara ketika di Duisburg, beliau sempat berdiskusi dengan Menristek Indonesia dan Menteri Riset dan Pendidikan Jerman. Pada tahun 2004, beliau juga dipercayai oleh warga Indonesia di Jerman, untuk menjadi Ketua Pemilihan Luar Negeri (PPLN/ KPU Luar Negeri) Wilayah Jerman Utara. Beliau ini orang yang mengagumi ketokohan Gus Dur sebagai orang yang berani membela yang benar, kesetaraan dan pluralisme.
Selain itu, beliau juga tegas dan disiplin, karena beliau sempat mengenyam pendidikan selama 3 tahun, di Universitas Angkatan Bersenjata Jerman. “Teman saya adalah para perwira terbaik dari seluruh dunia, yang saat itu belajar di Universitas Angkatan Bersenjatan Jerman. Saya faham betul kehidupan militer, strategi militer dan berbagai teknik dalam pertahanan dan keamanan”. Beliau menganggap, Indonesia perlu dipimpin oleh seseorang yang merupakan gabungan antara Gus Dur (karena keberanian membela minoritas dan yang lemah”, Prabowo (karena keberanian dan ketegasannya dalam membela Negara), Habibie (karena kepandaiannya dalam bidang teknologi) dan Jokowi (karena keberaniannya untuk turun kebawah).
Saat ini Eko juga mengaggumi kemampuan Jokowi untuk turun kebawah. Sifat ini juga dimiliki oleh Eko, karena memang beliau adalah orang desa, yang faham tentang kehidupan orang-orang di desa, kehidupan orang-orang miskin dan terpinggirkan. “Saya yakin Indonesia, akan lebih baik, kalau dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai karakter-karakter gabungan seperti diatas,” paparnya.    


                       
Prof. Eko menerima penghargaan sebagai penemu produk terbaik dunia, dalam kompetisi produk internasional di Seoul, Korea Selatan. 

Ditambahkan Kombes Pol. H. Agus Rohmat, S.Ik, SH, M.Hum, yang saat ini menjabat Dir. Serse Narkoba Polda Kepri, sosok Professor Eko meskipun usianya masih muda namun Kemampuannya sudah tidak diragukan lagi meskipun saat ini berada di Malaysia hingga keliling Dunia dengan Kesibukannya, sehingga Bangsa Indonesia membutuhkan Pemimpin seperti mas Eko. “Sosok Professor Eko layak memimpin Bangsa Indonesia, karena sangat Cerdas, mempunyai Impian terbang ke Planet Mars. Sudah banyak menciptakan alat Tehnologi Kesehatan, hingga saat ini sedang melakukan penelitian pembuatan Jantung tiruan yang di biayain Negara Malaysia,” paparnya.
Ditempat terpisah, pak Antok orang dekat Professor Eko kepada wartawan juga mengharapkan Kabupaten Demak memiliki Putra-Putri Terbaik di bidangnya masing-masing, tidak hanya mas Eko. Sehingga bisa membawa nama harum Kabupaten Demak khususnya Bangsa Indonesia di Mata Dunia Internasional.

C.    Beberapa hasil karya Eko Supriyanto
Namanya yakni Professor Dr. Ing. Eko Supriyanto. Memiliki ahli dalam bidang rekayasa biomedis yang telah membuatnya meraih lebih dari 20 paten, terkait dengan produk rekayasa biomedis. Produk yang dihasilkannya merupakan paduan ilmu teknologi dan kedokteran, untuk menghasilkan alat-alat pembantu diagnosis, terapi dan rehabilitasi. Semua penemuannya sangat bermanfaat bagi orang lain terutama yang sedang membutuhkannya. Banyak sekali penemuan belian baik yang banyak dikenal oleh masyrakat maupun tian banyak yang di ketahui, diantaranya yakni sebagai berikut :
1.      Penemuan Robot Boneka Elissa atau Smart Doll
Produk ini dinamakan robot boneka pintar yang digunakan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan anak balita, USG untuk bidan, transceiver untuk telemedika, Power meter untuk mesin terapi ultrasonik, Sonoimprometer untuk menguji alat USG, instrument magnetoakustik untuk mendeteksi kanker payudara, alat deteksi dini penyakit Alzheimer, biosensor untuk mendeteksi kanker serviks, robot untuk melakukan tomografi ultrasonik, stimulator otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, dan obat herbal untuk mengobati kanker payudara. 
Salah satu produknya disebut Smart Doll adalah alat boneka pintar karena tidak hanya buat mainan. “Boneka itu saya namai Elissa. Boneka ini bisa menguji kemampuan anak-anak balita, terutama bisa berfungsi bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” jelas Eko seraya menambahkan Elissa bisa menguji kemampuan kognitif, psikomotorik, sosio emosional, bahasa dan wilayah lain yang menjadi standar dalam menganalisis perkembangan anak.

Prof. Eko berdiskusi tentang sistem pendidikan di Indonesia dengan Menkoresra RI. 
 “Setelah mendeteksi, alat akan mengeluarkan hasil analisa dan program atau semacam kurikulum untuk memandu training anak tersebut selama seminggu ke depan. Semua bertujuan agar kemampuan anak lebih baik,” kata Eko. Ia  menjelaskan, alat ini juga bisa menyanyikan lagu yang disukai anak-anak dan mendongengkan sebuah cerita. Sistem di dalam boneka ini telah diprogram untuk menyimpan beberapa lagu dan dongeng populer. Alat yang ditujukan untuk membantu orangtua dan dokter mengenal anak ini dinamakan Eko berdasarkan nama putrinya sendiri. Sekarang, alat telah dikembangkan dan dipakai oleh beberapa pusat perkembangan anak di Malaysia. Sebelumnya, boneka pintar ini tampil dalam rupa Teddy Bear, namun kini tengah dikembangkan bentuk lain sesuai dengan favorit anak-anak.[2]
Kadang balita selalu membuka-buka isi tas tangan dan mengeluarkan semua benda di dalamnya. Tapi mengapa si kecil melakukan itu. Sebagai orang tua jangan remehkan perilaku anak, meski masih kecil pikirannya sudah mulai berproses. Meski periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ) anak dimulai sejak berusia 3 bulan dalam rahim ibu namun, setelah lahir, aktivitas berpikir ini merupakan proses sosial. Jadi anak belajar berpikir bersama orang-orang di sekitarnya. Kemampuan kognitif adalah proses kegiatan akal budi untuk mengetahui sesuatu. Proses berpikir anak terjadi ketika ia gembira, ketika mengenali wajah ibu atau ayahnya, atau ketika ia bisa menuangkan apa yang dilihatnya dalam dunia nyata ke dalam gambar. Yang jelas, dengan memahami cara manusia bernalar, Anda juga dapat merancang kegiatan apa yang sesuai bagi si kecil sesuai usianya. Mulai umur dua tahun, perkembangan keterampilan motoriknya mendorong daya nalarnya berkembang lebih pesat lagi. Rasa ingin tahu akan dunia sekelilingnya meningkat. Balita berusaha keras memenuhi keingintahuannya dengan menjelajah lingkungan sekitar, hal itu bisa di mulai dari lingkungan rumah tempat bermainnya.
2.      Alat deteksi awal penyakit Alzheimer
Produk selanjutnya adalah alat deteksi awal penyakit Alzheimer. Dengan alat ini kita dapat memprediksi kapan seseorang akan mendapat penyakit Alzheimer.  Dari hasil simulasi dan pengujian yang dilakukan, didapati bahwa alat ini mampu mendeteksi Alzheimer, bahkan 30 tahun sebelum seseorang mendapat Alzheimer, yang berakhir dengan kematian. Produk ini mendapat penghargaan internasional sebagai produk dunia terbaik dari KIPA Korea Selatan dan produk paling kreatif di dunia dari National Research Council Thailand pada tahun 2011.
Penyakit Alzheimer adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan penurunan daya ingat dan penilaian secara bertahap, yang biasanya disertai dengan perubahan kepribadian dan kemampuan untuk mengekspresikan diri. Hal ini terjadi akibat akumulasi dari gumpalan protein dan kekusutan serabut sel saraf di dalam otak seseorang yang mengakibatkan terjadinya kematian sel saraf di dalam otak, sehingga mengganggu fungsi normal dari otak. Hal ini lebih sering terjadi pada mereka dengan riwayat hipertensi atau riwayat keluarga menderita Alzheimer, dan juga pada orang tua. Sayangnya, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini, dengan sebagian besar perawatan dan intervensi ditujukan untuk mengurangi gejala saja. Akan tetapi, keadaan individu yang terkena penyakit Alzheiner berdegenerasi secara berbeda-beda; mereka dengan penyakit onset dini umumnya memiliki prognosis yang buruk. Komplikasinya antara lain infeksi, ulkus dekubitus, dan kegagalan organ. Bagi mereka yang menderita kondisi seperti ini harus segera berkonsultasi dengan seorang dokter. Dengan alat deteksi awal penyakit Alzheimer karya eko supriyanto tersebut maka  penyakit Alzheimer dapat dimimalisir atau bahkan mampu dicegah, namun bila seseorang juga melakukan beberapa hal seperti berikut :
·         Berhenti merokok
·         Mengkonsumsi Obat Anti Peradangan Non-Steroid
·         Mengkonsumsi Statin
·         Menjaga agar tetap aktif secara mental dan sosial
·         Menjaga diet rendah asam linoleat
·         Menjaga diet rendah lemak
·         Menjaga diet yang kaya akan antioksidan, seperti sayur-sayuran
·         Menjaga diet yang kaya akan vitamin
·         Menjaga diet yang kaya kandungan asam lemak Omega 3
·         Menjaga tekanan darah yang sehat
3.      Alat pendeteksi kanker cerviks sejak dini
Eko juga mengembangkan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker cerviks sejak dini. Lewat teknologi baru yang akan dibuatnya, kanker cervix (leher rahim) bisa dideteksi hanya dengan cara menganalisis pembalut wanita yang digunakan saat menstruasi. “Cara ini akan membuat wanita lebih nyaman untuk di diagnosa apakah mempunyai kanser serviks atau tidak,” tuturnya.
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia. Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
 Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina). Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Eko adalah salah satu alumnus Institut Teknologi Bandung. Ia meraih gelar doktornya di Hamburg, Jerman. Ketertarikannya pada tubuh manusia dan pengetahuannya akan pengobatan membuatnya berhasrat menggabungkan bidang elektronika yang dipelajarinya dengan pengobatan.
"Dulu, saya kebetulan pernah menjadi guru selama 7 tahun untuk semacam sekolah pengobatan tradisional. Dari situ, saya punya pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia. saya lalu tertarik menggabungkan elektronika yang saya pelajari dan pengobatan," paparnya.
4.      Telemedicine Smart Medical Wireless Interface
Eko juga mengembangkan Telemedicine Smart Medical Wireless Interface. Perangkat tersebut didesain untuk meminimalisasi biaya pengadaan alat dengan memungkinkan alat terkoneksi internet sehingga dokter bisa menganalisa dari jarak jauh. "Medical device yang sekarang ada biasanya kan tidak dilengkapi koneksi internet. Dengan alat ini, kita upayakan terkoneksi internet sehingga mengatasi masalah kesehatan di rural area yang membutuhkan pemantauan secara berkala," kata Eko. Menurutnya, di pedesaan (rural area) pun banyak masyarakat yang menderita penyakit seperti jantung, stroke dan penyakit yang membutuhkan pemantauan. Dengan alat ini, pemantauan bisa dilakukan secara mudah dan murah, hanya bermodal instalasi listrik. "Kita hanya perlu listrik saja di desanya. Bahkan tak perlu internet. Internet dibutuhkan setelah sampai di kota. Jadi, nanti kita jual satu perangkat alat yang terdiri dan pemancar dan penerima saja. Teknologi ini sangat murah," jelasnya.[3]
5.      Riset tentang jantung buatan
Saat ini Eko dipercayai oleh pemerintah Malaysia, untuk menjadi Direktur Pusat Penelitian Jantung Negara dibawah Kerjasama antara Institut Jantung Negara Malaysia dan Universitas Teknnologi Malaysia, setelah sebelumnya mengemban tugas sebagai Ketua Jurusan Sains Klinikal di UTM. Kini ia pun dipercaya duduk sebagai Ketua Jurusan Sains Klinikal Universitas Teknologi Malaysia.[4]

Prof Eko menjelaskan kinerja teknologi pembuatan jantung kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia, Sekjen Kementerian Pendidikan Malaysia, Direktur Utama Institut Jantung Negara Malaysia dan Rektor UTM. 

 “Tugas saya adalah untuk menghasilkan jantung buatan yang harganya dapat dijangkau dan aman untuk dipakai. Di Malaysia, harga implantasi satu Jantung Buatan adalah sekitar RM 500 Ribu (Rp. 1.8 Milyar). Saya berharap harga ini bisa ditekan menjadi hanya sekitar Rp. 800 Juta, sehingga banyak orang yang memerlukan jantung dapat diselamatkan hidupnya”, kata Eko.
Riset tentang jantung ini dilakukan melalui kerjasama dengan Universitas di Aachen Jerman dan Australia. Sekarang ini Eko juga sedang menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, untuk mengaplikasikan beberapa penemuannya dimasa yang akan datang.
Cara yang umum digunakan untuk mengatasi gagal jantung adalah dengan transplantasi jantung, yaitu mengganti jantung pasien dengan jantung orang lain yang masih baik. Keberhasilan transplantasi jantung pertama kali dilakukan pada tanggal 3 Desember 1967. Dr. Christian Barnard mengambil jantung seorang pasien yaitu Louis Washkansky yang rusak dan menggantinya dengan jantung yang masih baik dari seorang wanita yang meninggal akibat kecelakaan. Operasi ini merupakan cikal bakal berkembangnya transplantasi jantung.

 
Gambar jantung buatan manusia

Kemajuan dalam bidang teknologi perubatan telah mencapai kemajuan yang sangat hebat sehingga mampu untuk meniru dan menggantikan organ manusia. Jantung buatan adalah protesis untuk menggantikan fungsi jantung biologis. Jantung buatan tersusun atas pintas jantung-paru, yang bekerja di luar tubuh manusia. Jantung buatan dapat menimbulkan masalah fungsi menahun. Dengan implantasi itu sebenarnya jantung terpisah. Sebelumnya diperlukan operasi transplantasi jantung. Orang pertama yang memakai jantung buatan adalah Barney Clark. Jantungnya digantikan oleh Jarvik-7 pada tahun 1982 dan meninggal sekitar 112 hari berikutnya. Kemudian jantung itu dilarang untuk digunakan secara tetap, sebab pasien hanya memiliki masa hidup maksimal sekitar setengah tahun. Kemudian ada berbagai merk jantung buatan selain Jarvik: AbioCor, CardioWest, InCor. Model terakhir, Jarvik 2000, diketahui memiliki efek yang baik. Pada tanggal 3 Desember 2007 meninggallah orang pertama, seorang Inggris pada usia 68 akibat "komplikasi kegagalan sejumlah organ".
6.      Hasil penemuan yang lainnya
Selain itu ternyata Prof. Eko, juga mempunyai beberapa penemuan dalam bidang pertahanan, seperti “Kapal Patroli Tanpa Awak dan Tanpa Bahan Bakar”, keamanan seperti “Alat Pendengar Jarak Jauh”, serta pendidikan, seperti “Peralatan untuk mendukung implementasi pendidikan IPA untuk sekolah Dasar dan Menengah berdasar kurikulum 2013”. Bahkan alat ini pernah dipresentasikan kepada Bapak Wamendikbud di Jakarta pada pertengahan tahun 2013.




[4]http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/12/21/eko-supriyanto-profesor-pemilik-14-paten-rekayasa-biomedis-di-malaysia/ Di akses tgl 18 maret 2014



SEKIAN DAN TERIMAKASIH TELAH MAMPIR... PEMBACA YANG BAIK ADALAH PEMBACA YANG MENINGGALKAN KOMENTAR YANG POSITIF..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar